Minggu, 24 April 2011

Surat Dari Pemuda Somalia


Segala puji milik Allah, sholawat dan salam keatas penghulu para Nabi dan Rosul, Nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh sahabat beliau. Amma Ba’d :Allah berfirman : “Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun”(At Taubah : 39).

Ini adalah surat yang kami kirim dari Asy Syababul Mujahidin (para pemuda mujahidin) kepada saudara kami para pemuda ‘Al Qoidun’ (yang duduk-duduk) yang mencintai jihad akan tetapi terhalang oleh udzur bagi diri mereka. Terkadang jiwanya membisikinya agar menyelesaikan kuliah baru kemudian berangkat berjihad. Terkadang jiwanya mengatakan aku menikah terlebih dahulu baru kemudian aku pergi berjihad. Dia mencari-cari suatu pekerjaan lalu kemudian membangun sebuah rumah dan kemudian menikah. Atau dia menanti-nantikan sebuah pesawat yang dikirimkan mujahidin khusus untuk mengangkutnya dari rumah langsung menuju Kandahar atau Baghdad atau Dagestan atau Mogadhisu..

Tidak! dan ini tidak akan pernah terjadi!

Sesungguhnya, semenjak tahun-tahun yang telah lalu, sedikit sekali dari umat ini yang memahami problematika umat dan perang salib yang diumumkan dengan gamblang dalam setiap kesempatan. Dan sekarang, setelah peperangan melawan salibis diumumkan oleh mujahidin di setiap tempat, dan terjadilah bencana yang menimpa Amerika dan sekutunya, lalu kekuatannya menjadi lemah dan mulai goyah yang sebentar lagi akan tumbang – dengan izin Allah. Para pemuda mulai beranjak menuju problem tersebut dan setelah jelas bagi mereka berbagai klaim ulama-ulama suu’ dan para penjual dien, dan setelah tersingkap konspirasi pemerintahan mereka dan lenyapnya berbagai syubhat mukhodzdziliin (para penggembos), para pemuda muwahhid dari berbagai tempat mulai menyambut penyeru jihad.

Lalu muncullah, dengan sangat disayangkan, perkumpulan-perkumpulan pemuda yang tak terhitung yang mencintai jihad akan tetapi mereka menjadikan diri mereka hanya sekedar pencinta jihad atau dengan istilah yang lebih jelas “Jamahir” yang memberi tepuk tangan bagi mujahidin dan hanya menantikan berbagai aksi berani mereka melawan Amerika dan antek-anteknya dengan penuh takjub. Hati mereka tidak tergerak untuk menolong mustadh’afin (orang-orang lemah) atau ikut bergabung dengan mujahidin dan syuhada’, akan tetapi hanya mencukupkan diri dengan mengikuti perkembangan berita mujahidin dan memekikkan takbir seusai menyaksikan sebuah operasi mujahidin.

Sebagian mereka membanggakan diri bahwa mereka memiliki banyak koleksi film-film mujahidin, di mana mereka merasakan kecapaian saat mengumpulkannya dari internet. Sebagian lagi menisbahkan dirinya dengan “komentator olah raga” di berbagai forum olah raga lalu berkomentar bahwa ini tidak bagus dan semestinya begini, harus begitu, dengan cara begini agar lebih ok.. dan seterusnya.

Maaf wahai saudara-saudaraku..
Aku tidak bermaksud dengan hal yang menghalanginya sebagai udzur dan dunia menjadi sempit, sementara dia mencari-cari siapa yang akan membawanya menuju medan jihad. Perkenanlah kami memetik beberapa faedah dari surat At Taubah – semoga Allah menerima taubat kami dan kalian.

Di surat tersebut terdapat makna yang cukup untuk menggerakkan jiwa orang-orang yang duduk dan membangkitkan ‘azm (keinginan yang kuat) untuk berjihad dan membantah berbagai hujjah para mukhodzdzil. Kita mulai dari firman-Nya : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat”(At-Taubah : 41), apakah kalian mengerti wahai saudaraku bahwa ayat ini ditafsirkan oleh Syekh Abu Tholhah – semoga Allah meridhoinya -, ketika membacanya beliau mengatakan kepada anak-anaknya “aku melihat Robb kita menyuruh kita untuk berangkat, baik tua maupun muda.. Siapkankanlah aku wahai anakku!”. Dan dia – semoga Allah meridhoinya – ikut berperang bersama Rosulullah SAW sampai meninggalnya beliau, dan berperang bersama Abu Bakar sampai meninggalnya Abu Bakar, dan berperang bersama Umar sampai meninggalnya Umar, sementara itu dia tidak melihat udzur bagi dirinya untuk hanya duduk-duduk saja, maka dia pun mengarungi lautan untuk berperang sampai dia meninggal dan tidak ditemukan satu daratan untuk menguburkannya kecuali setelah sembilan hari dan jasadnya tidak berubah sama sekali – semoga Allah merahmatinya. Ibnu Katsir – semoga Allah merahmatinya – menyebutkan perkataan sahabat dan tabi’in dalam menafsirkan ayat “ringan maupun berat”, beliau menyebutkan (kaya dan miskin, sibuk dan tidak sibuk, senang maupun tidak senang, berat dan memiliki keperluan, dalam kondisi susah maupun senang, menunggang kendaraan maupun jalan kaki, kaya dan fakir).

Ayat tersebut tidak mengecualikan seorangpun dan tidak membiarkan satu hujjah pun, dimanakah posisi kita dari orang-orang itu? Kemudian pada ayat selanjutnya Allah berfirman : “Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu”(At Taubah : 42). Sekiranya melakukan safar kepada selain jihad, semisal untuk berdagang, mencari keuntungan dunia dan semisalnya, niscaya mereka akan bersegera menuju kepadanya. Lihatlah kondisi kaum muslimin, betapa banyak para pelancong dan betapa banyak para musafir yang menghendaki kesenangan dunia. Langit dipenuhi dengan pesawat-pesawat, laut didesaki dengan kapal-kapal, akan tetapi tidaklah mereka melakukan safar untuk berperang kecuali hanya segelintir saja sementara mereka merasa sangat ketakutan, wallahulmusta’an.

Dan kepada mereka, orang-orang yang mencari-cari udzur dan menjadikannya sebagai alasan untuk duduk-duduk, dan mengedepankan satu kaki dan membelakangkan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar