Sabtu, 28 Januari 2012

8 Manfaat Membaca

Sungguh mengherankan mendengarkan kaum muslimin mengatakan bahwa mereka bosan membaca! Padahal membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang. Namun sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidaklah diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Ini adalah beberapa alasan bagi kita untuk memulai kebiasaan ini… sebelum Anda tertinggal di belakang dalam segala hal. 1. Membaca merupakan proses mental secara aktif. Tidak seperti duduk di depan sebuah kotak idiot (TV, Plasystation, dll), membaca membuat Anda menggunakan otak Anda. Ketika membaca, Anda akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang Anda belum mengetahuinya. Dalam proses ini, Anda akan menggunakan sel abu-abu otak Anda untuk berfikir dan menjadi semakin pintar.
2. Membaca akan meningkatkan kosakata Anda.Anda dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum Anda ketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui.
3. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus. Anda perlu untuk bisa fokus terhadap buku yang sedang Anda baca untuk waktu yang cukup lama. Tidak seperti majalah, internet atau email yang hanya berisi potongan kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab Anda perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, Anda akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi.
4. Membangun kepercayaan diri.Semakin banyak yang Anda baca, semakin banyak pengetahuan yang Anda dapatkan. Dengan bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai. Karena Anda adalah seorang pembaca yang baik, orang-orang akan mencari Anda untuk mencari suatu jawaban. Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri akan semakin baik. [Namun ingat, ikhlas tetap merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan, dan berhati-hatilah dari sikap merasa bangga diri. Bersyukurlah selalu kepada Allah atas secuil pengetahuan yang Anda miliki].
5. Meningkatkan memori.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika Anda tidak menggunakan memori anda, Anda bisa kehilangannya. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu Anda meregangkan “otot” memori Anda dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita.
6. Meningkatkan kedisplinan.Mencari waktu untuk membaca adalah sesuatu yang kita sudah mengetahuinya untuk dilakukan. Namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Hanya sedikit sekali. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian Anda dan berpegang dengan jadwal tersebut akan meningkatkan kedisiplinan.
7. Meningkatkan kretivitas.Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri Anda terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatif otak Anda, karena otak Anda akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir Anda.
8. Mengurangi kebosanan.Salah satu kebiasaan yang saya miliki adalah, apabila saya merasa bosan, maka saya akan mengambil buku dan mulai membacanya. Apa yang saya temukan dengan berpegang kepada kebiasaan ini adalah, saya menjadi semakin tertarik dengan suatu bahasan buku dan saya sudah tidak bosan lagi. Maksud saya, jika Anda merasa bosan, Anda akan merasa lebih baik dengan membaca buku yang bagus, bukan? Jika Anda ingin memecahkan rasa malas yang monoton, dan kehidupan yang tidak kreatif dan membosankan, maka pergi dan ambillah satu buku yang menarik. Bukalah halaman-halamannya dan jelajahi dunia baru yang penuh dengan informasi dan kecerdasan.
Terima kasih telah membaca.

Jumat, 29 April 2011

Menghafal Al-Qur'an Melindungi dari Stress

Al-Qur’an sudah mulai dihafal sejak pertama kali diturunkan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menerima ayat-ayat Al-Qur’an dari Jibril a.s secara lisan karena beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang ummi atau tidak bisa tulis baca, sehingga beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam menghafal ayat-ayat yang diturunkan. dan proses penghafalan Al-Qur’an itu terus ada sampai zaman ini, karena memang hafalan Al-Qur’an adalah salahsatu cara untuk menjaga Al-Qur’an dari kepunahan. akan tetapi ketika kita membaca atau menghafal Al-Qur’an bukan hanya untuk keren-kerenan saja, tapi juga harus disertai kesiapan untuk mentadabburi isinya untuk kemudian kita amalkan, hal ini karena begitu banyaknya Keutamaan para penghafal Al-Qur’an yang bisa kita lihat dari beberapa hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya menyatakan penghormatan dan kedudukan yang tinggi bagi para penghafal Al-Qur’an, hadiah yang disediakan bagi para penghafal Al-Qur’an ataupun jaminan kehidupan yang baik bagi penghafal Al-Quran. semua keutamaan itu tidak akan diperoleh kalau Al-Qur’an itu tidak ditadabburi. dan salahsatu efek dari penghayatan atau pentadabburan Al-Qur’an itu  adalah bahwa Al-Qur’an bisa mengatasi rasa depresi atau stress yang dialami oleh sang penghafalnya.. bagaimana itu bisa terjadi dan apa kaitan alqur’an dengan kejiwaan seseorang..?? ikuti paparannya di Info sehat edisi kali ini, selamat menyimak……

Kondisi jaman yang serba sulit seperti sekarang ini, hampir membuat semua orang di dunia ini terjangkit penyakit stres. Tengoklah rumah sakit jiwa yang tersebar diberbagai daerah. Kita akan menemukan angka peningkatan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Dan sesungguhnya, stres tidak hanya disebabkan oleh peristiwa buruk yang menimpa, akan tetapi, Semua perubahan yang berhubungan dengan fisik dan jiwa seseorang pun, dapat menyebabkan stres.

Sebenarnya stres itu merupakan reaksi tubuh yang alami. Hampir sama dengan reaksi spontan tubuh lain, seperti reaksi tubuh saat menghindar dari panas, atau kita berselimut ketika hawa dingin menerpa tubuh kita.

Memang, ada stres yang membahayakan yaitu stress berat yang dapat berdampak pada depresi dan pada akhirnya sakit jiwa. Pertanyaannya sekarang adalah, adakah manfaat stress?…. Saya jawab ada, karena semua yang diciptakan Alloh tidak ada yang sia-sia, tak terkecuali hal yang buruk. Stres yang baik sangat berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan hidup. Nah, yang perlu diwaspadai adalah stress berat yang dapat mengakibatkan kegilaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa hampir semua penyakit yang diderita oleh manusia, muaranya disebabkan oleh stress. Kondisi jiwa yang tertekan dapat membuat sirkulasi darah dan metabolisme menjadi tidak sempurna, sehingga membuat kita sakit. Pada dasarnya, kita tidak perlu merasa khawatir dengan stress karena kita mempunyai obat penenang bernama “dzikir”, yaitu mengingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dalam surat Ar-Rod ayat 28, Alloh mengingatkan:

”Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah, hati menjadi tentram.”

Salah satu cara mengingat Alloh, dan ini merupakan dzikir yang paling agung, adalah membaca dan menghafal alqur’an, lalu memahami kandungannya, mengamalkan dan mendakwahkannya. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan, diyakini bahwa menghafal Al-Qur’an dapat melidungi dari serangan stress. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi Al-Qur’an adalah sebagai obat, dengan ijin Alloh dapat menyembuhkan penyakit, yang ditimpakan Alloh kepada orang-orang yang beriman, sebagai cobaan. Sebagaimana Alloh berfirman dalam surat al-Isro ayat 82, yang artinya, Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

Setiap penyakit pasti ada obatnya. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Al-Qur`an adalah wahyu Alloh yang dapat menghilangkan segala keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Sebab Al-Qur`an mengandung kebenaran, yang dengannya akan musnah setiap yang samar dan kejahilan. Al-Qur’an merupakan pemberi nasehat serta peringatan, yang akan meluruskan setiap syahwat yang menyelisihi perintah Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Al-Qur`an lah yang menyembuhkan itu semua dengan seizin Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Di samping itu, Al-Qur’an juga rahmat yang membuahkan keimanan dan kebaikan. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang-orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikuti Al-Qur’an. Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.

Hasil Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa’ud al-Islamiyyah, membuktikan ketika kadar hafalan Al-Qur’an siswa meningkat maka akan meningkat pula kesehatan jiwanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor doktor Shalih bin Ibrahim, professor ilmu Kesehatan Jiwa, terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama, para mahasiswa-mahasiswi Universitas Malik Abdul Aziz di Jeddah. Jumlah mereka 170 orang. Kelompok kedua, Para mahasiswa Ma’had al-Imam asy-Syatibi lid Dirosatul Qur’aniyyah dan Universitas al-Khairiyah Litahfidzil Qur’an Al Karim di Jeddah. Jumlah mereka sama, yaitu 170 orang.

Para mahasiswa yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang jauh lebih tinggi. Ada 70 penelitian umum dan Islam, seluruhnya menguatkan pentingnya dien untuk meningkatkan kesehatan dan ketentraman jiwa.

Sebuah penelitian di Saudi juga menunjukkan peran Al-Qur’an dalam meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif hafalan Al-Qur’an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa.

Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara beragama dengan berbagai fenomena hidup. Di antaranya yang paling penting adalah menghafal Al-Qur’an. Siswa yang mempunyai hafalan Al-Qur’an memiliki kesehatan jiwa yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang tidak beragama dengan baik, atau tidak menghafalkan Al-Qur’an sedikitpun, atau hafalan mereka hanya surat-surat dan ayat-ayat pendek.

Penelitian tersebut berpesan, agar menghafalkan Al-Qur’an dengan sempurna bagi para siswa-siswi di tingkat universitas, untuk menghasilkan nilai positif bagi kehidupan dan akademik mereka. Mendorong mereka melaksanakan perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya. Dan hal itu merupakan sarana terpenting untuk memperoleh kesehatan jiwa yang tinggi.

Penelitian itu juga menasihatkan kepada para guru agar meningkatkan standar hafalan bagi murid-murid mereka, walau dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler, karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan belajar dan kesehatan jiwa mereka.…..

Tekanan hidup memang tidak akan pernah berhenti. Kualitas pribadi seseorang akan tampak ketika dia menghadapi permasalahan. Keimanan kepada Alloh merupakan faktor utama yang membuat kita sehat. Cobalah kita bertanya dalam hati kita masing-masing, mengapa Rasululloh sholallohu ’alaihi wasallam hanya beberapa kali sakit seumur hidupnya? Karena Rasulullah tidak pernah mengalami stres berat. Mengapa Rasulullah tidak pernah stres berat? Karena hati Rasulullah senantiasa tenang. Mengapa beliau selalu diberi ketenangan hati? Karena Al-Qur’an selalu di hati Nabi sholallohu ’alaihi wasallam, beliau selalu mengingat Alloh di sepanjang hidupnya.

Sekarang, saatnyalah kita kembali kepada Al-Qur’an, kembali dalam arti total, menjadikan sebagai referensi dalam seluruh aktifitas kehidupan. Kita mulai dengan membacanya, menghafalnya, mentadabburinya, mengamalkan kandungannya, menda’wahkan dan memperjuangkannya sebagai pedoman hidup. Dengan begitu kita akan selalu diberikan kesehatan oleh Alloh ta’ala baik kesehatan jasmani terlebih lagi kesehatan rohani.  Wallohu a’lam….

Demikianlah sedikit ulasan tentang salah satu dari  manfaat pentingnya menghafal Al-Qur’an dan kemampuan untuk menghafal Al-Quran adalah buah dari niat yang ikhlas, konsistensi usaha dan hidayah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala,  Bila anda telah memiliki niat yang ikhlas untuk menghafal Al-Qur’an, Jangan pernah berpikir bahwa anda tidak mungkin bisa menghafal Al-Qur’an karena tidak ada yang tidak mungkin dengan hidayah-Nya, bukan hanya stress yang akan hilang ketika anda menghafal ayat suci Al-Qur’an, tetapi kedudukan dan tempat yang tinggi akan anda raih di akhirat kelak……

10 Sahabat yang Dijamin Masuk Syurga

Setiap orang pasti ingin masuk surga. Namun, tidak mudah untuk meraihnya. Tak cukup hanya mengaku sebagai Muslim, butuh ketaatan dan pengorbanan. Lihatlah bagaimana sikap itu ditunjukkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tidak hanya harta, jiwa dan raga pun rela mereka persembahkan untuk kejayaan Islam. Dari sekian banyak sahabat Nabi, ada sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ’anhu

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ’anhu adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Ia sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemanapun Nabi pergi, ia selalu menyertainya. Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, suatu perjalanan yang penuh dengan risiko.
Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Ia juga orang pertama yang memeluk Islam. Tidaklah sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, karena tahu betul keagungan akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Abu Bakar wafat dalam usia 63 tahun (13 Hijriah). Ia dikebumikan di Madinah bersebelahan dengan makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia diriwayatkan 142 Hadits.

2. ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ’anhu

Umar bin Khaththab Radhiyallahu ’anhu adalah khalifah kedua ’Umar memeluk Islam setelah mendengar surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama Allah. Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy terhadap diri Nabi dan sahabat.
Saat ’Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukan dalam kurun waktu satu tahun (636-637 M). Pemimpin yang sederhana dan peduli para rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu Lukluk saat hendak memimpin shalat ( 23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

3. ‘Utsman bin Affan Radhiyallahu ’anhu

‘ Utsman bin Affan Radhiyallahu ’anhu adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya, ia berhasil mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al- Qur’an. Utsman masuk Islam lewat ajakan Abu Bakar As-Siddiq. Ia mendapat gelar Dzun Nur ’Ain (Pemilik Dua Cahaya), karena menikahi dua putri Nabi, Ruqayyah dan Ummu Kultsum.
Utsman dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berkecamuk perang Tabuk, ’Utsman menyumbang lebih dari 940 unta, kemudian membawa 60 kuda untuk menggenapinya menjadi 1000. Usman Wafat pada tahun 35H atau 655M.

4. ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ’anhu

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ’anhu dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Suami dari putri Nabi, Fatimah, ini merupakan orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Sebagian meriwayatkan saat itu usianya 10 tahun. Ali wafat pada tahun 40 Hijriyah, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah shalat Shubuh. Ia meninggal dalam usia 63 tahun dan menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau dimakamkan di Kufah, Irak.

5. Thalhah bin Abdullah Radhiyallahu ’anhu

Thalhah bin ’Abdullah Radhiyallahu ’anhu dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia berasal dari suku Quraisy.
Saat berkecamuk perang Uhud, Thalhah ikut serta. Di arena tersebut ia menderita luka parah. Dia menjadikan dirinya sebuah perisai bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengalihkan panah yang akan menancap diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus.
Thalhah wafat pada 36 H atau 656 M. Ia Syahid saat mengikuti perang Jamal.

6. Zubair bin Awwam Radhiyallahu ’anhu

Zubair bin Awwan Radhiyallahu ’anhu termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Usianya saat itu baru 15 tahun. Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata, Zubair tidak pernah absen dalam berbagai petempuran bersama kaum muslimin. Ia selalu berada di garda depan saat jihad dikumandangkan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan.
Ia sangat dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Saat terjadi perseturuan di antara kaum muslimin, Zubair tidak sedikit pun memihak yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya. Zubair ditikam ketika sedang menghadap Allah, ia wafat pada tahun 36H atau 656M.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas Radhiyallahu ’anhu

Sa’ad bin Abi Waqqas Radhiyallahu ’anhu memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda dan memanah. Jika ia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasaran. Hampir seluruh peperangan ia ikuti.
Saat periode Khalifah Umar bin Khattab, Sa’ad diangkat sebagai gubernur militer di Iraq yang bertugas mengatur pemerintahan dan sebagai panglima tentara.
Sa’ad wafat pada usia 70 tahun (55H atau 675M). Ia dimakamkan ditanah Baqi’

8. Sa’id bin Zaid Radhiyallahu ’anhu

Sa’id Radhiyallahu ’anhu adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fathimah binti Al-Khaththab, adik perempuan ‘Umar bin Khaththab. Sa’id membaktikan segenap daya dan tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun.
Sa’id turut berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap peperangan. Ia juga turut bersama kaum muslimin mencabut singgasana Kisra Persia. Sa’id pernah diperintahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memata-matai aktivitas musuh.
Ia wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M), dan dimakamkan di Baqi’, Madinah.

9. ‘Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu ’anhu

'Abdurrahman bin ’Auf Radhiyallahu ’anhu juga termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Ia di antara sahabat Rasul yang memiliki harta berlimpah. Selurah hartanya itu ia peroleh melalui perniagaan. Kesuksesannya tidak membuat ia lupa diri. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan saat ia diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat bersedekahnya semakin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda perang, dan 1.500 ekor unta ia sumbangkan untuk perjuangan menegakkan Islam.
Abdurrahman sempat berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali. Ia wafat pada umur 72 tahun (32H/652M) dan dimakamkan di baqi’.

10. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah Radhiyallahu ’anhu


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan pernyataan tentang Abu ‘Ubaidah. “Sesungguhnya setiap umat mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah,” begitu kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Abu Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku. Abu Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar As-Shiddiq diawal kerasulan Muhammad. Ia beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M.


sumber: www.hidayatullah.com

Ketika Shalat Terasa Berat

Urgensi dan pentingnya shalat telah sedemikian jelas bagi setiap Muslim. Meski begitu, kita belum juga merasakan makna-makna mendalam ini, dan kita pun tetap menganggap shalat sebagai sesuatu yang berat. Kita memang layak mengalami hal tersebut, dan alasan tersebut bisa diterima. Sebab Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman, artinya:
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al Baqarah: 45).    
Yah, kita belum melaksanakan shalat secara khusyuk, sehingga shalat pun terasa berat, sulit, dan menjadi beban. Karenanya, kekhusyukan menjadi tema utama dalam permasalahan shalat. Tanpa kekhusyukan, Anda akan merasakan shalat sebagai beban berat yang tidak berpengaruh, dan hanya merupakan gerakan-gerakan mekanistik saja.

Sebab dan Akibat Shalat Tak Khusyuk
Salah satu hal yang merintangi seseorang menuju kekhusyukan dalam shalat adalah banyaknya tolehan dan gerakan badan, begitu pun sikap lalai dalam shalat. Anda bisa melihat, ada orang yang melakukan hal-hal aneh dalam shalat. Satu contoh, orang yang mengerjakan shalat dengan sedemikian cepat seolah sebuah senam aerobik, atau shalat di samping televisi yang tengah menyala, atau shalat namun matanya berputar mengamati ornamen-ornamen masjid dan orang-orang yang ada di dalamnya. Ada juga yang ketika shalat sengaja mengangkat suara agar anaknya diam. Bahkan ada juga yang gerakannya lebih cepat dari patukan ayam jantan, di mana ia melakukan sujud namun ujung kepalanya hampir tidak menyentuh lantai.
Ini merupakan contoh-contoh yang tidak bisa diteladani. Apakah Anda mengira Allah Subhaanahu wa Ta'ala akan mengabulkan shalat-shalat semacam ini?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhârî, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada seorang laki-laki yang mengerjakan shalat dengan cepat dan tanpa thuma'ninah,
"Pergilah untuk mengerjakan shalat sebab engkau belum mengerjakannya."

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang perbuatan menoleh-noleh ketika shalat, maka beliau pun bersabda,
"Itu merupakan curian yang dilakukan setan terhadap shalat seorang hamba." (HR. Al Bukhârî).

Sungguh, sejelek-jelek manusia adalah orang yang berusaha mencuri bagian shalatnya. Ditanyakan, "Bagaimanakah hal itu bisa terjadi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya." (HR. Ahmad).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah akan menyambut saorang hamba dalam shalatnya sepanjang ia tidak berpaling. Maka jika hamba itu memalingkan muka, Allah pun berpaling darinya." (HR. Abû Dâwûd dan An-Nasâ'î).
Demi Allah, tidakkah kita merasa malu? Apakah Allah Subhaanahu wa Ta'ala melihat Anda, tetapi Anda justru melihat ke arah yang lain?

Jadikan Shalat Sebagai Istirahat Anda
Inilah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama shalat. Perhatikanlah tatkala beliau mengatakan,

"Wahai Bilâl, dirikanlah shalat (qomatlah)! Istirahatkanlah kami dengannya." (HR. Abû Dâwûd, dishahihkan oleh Al Albânî).
   
Bandingkan dengan kondisi kita saat ini. Bisa jadi kita justru mengatakan, "Istirahatkanlah kami dari shalat, wahai Bilâl."
   
Demi Allah, yang mampu mengecap rasa ini hanyalah orang-orang yang khusyuk. Adapun orang-orang yang selain mereka justru akan merasa letih. Perhatikan bagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan, "Dan pucuk kebahagiaanku dijadikan terletak dalam shalat." (HR. Ahmad).
   
Shalat adalah kebahagiaan beliau dan keinginannya. Pandangan beliau tidak terpenuhi apa-apa selain shalat, sementara pandangan kita telah terjejali banyak hal; isteri, rumah tangga, pekerjaan, harta benda, televisi, dan sebagainya. Pernahkah barang sekali kita merasakan pucuk kebahagiaan kita terlatak pada dua rakaat yang kita kerjakan di tengah gelapnya malam, di mana kita menegakkan kaki di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'ala dengan penuh khusyuk dan menghibah?
   
Para sahabat mengatakan, "Apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditimpa suatu persoalan atau mengharapkan sesuatu hal, beliau bergegas melaksanakan shalat." (HR. Ahmad).
Itulah, sungguh aneh keadaan kita! Jika kita ditimpa persoalan, kita segera berlari mencari orang lain. Bukan shalat!

Antara Mabuk dan Lalai dalam Shalat

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, artinya:
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan." (QS. An-Nisâ': 43).

Subhânallâh! Ada banyak orang yang tidak sedang mabuk namun keadaan mereka ketika shalat tidak berbeda dengan orang-orang mabuk. Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang mereka ucapkan ketika shalat. Tanyakan pada diri kita masing-masing, berapakah shalat yang kita lakukan dalam kondisi lebih jelek dari orang-orang yang tengah mabuk? Sukakah Anda menjadi orang yang lalai, sementara Anda berdiri di hadapan Allah ??

Teladan dari Salaf
Abû Thalhah pernah shalat di kebunnya. Kemudian di tengah-tengah shalat beliau melihat seekor burung terbang keluar dari kebun. Kedua mata beliau pun terpaku melihat burung itu, sampai-sampai lupa, berapa rakaat telah beliau jalani. Akhirnya, karena kelalaian ini, beliau pergi menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sembari menangis dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah tersibukkan oleh seekor  burung ketika shalat di kebun, sehingga saya lupa  telah berapa rakaat melakukan shalat..." Beliau pun melanjutkan, "Sekarang, birlah kebun itu menjadi sedekah di jalan Allah. Gunakanlah kebun itu untuk apa saja seperti yang Anda inginkan, barangkali dengan ini, Allah akan mengampuni saya."
   
Sungguh, seorang mukmin sejati akan melihat dosanya sebagai sebuah gunung yang besar yang siap menimpanya. Seharusnya kita menangis sejadi-jadinya atas keadaan kita selama ini. Ratusan hari, bahkan bertahun-tahun, kita shalat dalam keadaan lalai, namun kita selalu menghibur diri dengan berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun pernah lupa jumlah rakaat shalatnya."

Suatu kali Hâtim ibn al 'Ishâm—rahimahullâh—pernah ditanya tentang shalatnya. Ia pun menjawab, "Jika waktu shalat telah tiba, aku berwudhu dengan sempurna, dan menghampiri tempat di mana aku akan mengerjakan shalat. Aku pun lantas duduk di sana sampai seluruh tubuhku terkonsentrasi. Kemudian aku pun memulai shalat dengan menjadikan Ka'bah seolah berada di hadapanku. Jembatan Ash-Shirath terlatak di bawah kakiku. Surga di samping kananku, dan neraka di sebelah kiriku, serta Malaikat Maut berada tepat di belakangku. Aku pun menganggap shalat ini sebagai shalatku yang terakhir.
   
Kemudian aku mulai mengerjakannya dalam nuansa antara raja' (harap) dan khauf (cemas). Aku bertakbir sepenuh mungkin, dan membaca lantunan ayat Al Qur'an dengan tartil, kemudian aku rukuk dengan tawadhu dan bersujud dengan penuh khusyuk.
   
Selanjutnya aku duduk di atas kaki kiri dengan menjulurkan telapaknya dan menegakkan kaki kanan di atas patokan ibu jari. Aku pun mengakhiri shalat tersebut dengan rasa ikhlas. Tetapi aku tidak tahu, apakah shalat itu dikabulkan ataukah tidak."

Perhatikan pula 'Alî bin Abî Thâlib Radhiyallahu Anhu. Selepas wudhu, beliau biasanya gemetar. Ketika ditanya sebabnya, beliau mengatakan, "Sekarang aku sedang memikul amanah yang pernah disodorkan kepada langit dan bumi serta gunung, tapi mereka semua menolaknya. Namun aku kemudian maju dan bersedia menerima amanah tersebut."

Carilah Hati Anda!

Imam Abû Hâmid Al Ghazâlî—rahimahullâh—berkata, "Carilah hatimu di tiga tempat: Pertama, ketika membaca Al Qur'an. Kedua, ketika shalat. Ketiga, ketika mengingat kematian. Jika di tiga tempat tersebut engkau belum menemukan hatimu, maka mohonlah kepada Allah untuk memberimu hati, sebab engkau sedang tidak memilikinya."Wallâhul Hâdî ilâ Aqwamith Thorîq.


Sumber: (Al Fikrah No.12 Th. VIIIi/08 Jumadal Ula 1428H)

Kamis, 28 April 2011

Waspada beramal karena manusia

 Berkata Fudhail Bin 'Iyadh dalam Tazkiyatun Nafs hal.17
Artinya: "Meninggalkan amal karena manusia adalah riya', melakukan amal karena manusia adalah syirik , dan Ikhlas adalah Allah membebaskan kamu dari (sifat-sifat) mereka"

Orang Yang Tidak Mau Masuk Syurga

Artinya : Kamu sekalian akan masuk syurga kecuali yang “tidak mau”, mereka bertanya, siapa yang “tidak mau” itu ya Rosululloh? Barangsiapa yang thaat padaku maka ia masuk syurga dan barangsiapa yang mendurhakai aku maka dialah yang “tidak mau”. (HR. Bukhari)


SYARH (PENJELASAN)
• كلكمYaitu orang-orang yang beriman dari ummat Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam, baik mereka laki-laki, perempuan, orang-orang mulia dan elit, ulama, orang-orang awam, orang kaya maupun orang-orang miskin.
• يدخل الجنة (masuk syurga) yaitu setelah mati ia akan masuk syurga dengan ruhnya dan pada hari kiamat ia akan masuk syurga dengan ruh dan tubuhnya, sedangkan الجنة ialah daarul abraar (tempat orang-orang yang baik), daarul muttaqin (tempat orang-orang taqwa) dan daaru assalaam (tempat yang aman dan selamat), disebut dengan daarul abraar karena yang masuk kedalamnya hanyalah orang-orang yang baik (abraar), mereka itu ialah orang-orang yang beriman yang senantiasa thaat, dan disebut dengan daaru assalaam karena didalamnya tidak ada/selamat dari segala bentuk penderitaan dan kesusahan dimana penghuninya tidak akan merasakan sakit, kematian dan ketuaan.

TAMBAHAN & PELAJARAN
• Sesungguhnya tho’at pada Rosulullah adalah sebab masuk syurga, karena menthaati Rosulullah pada hakikatnya adalah ibadah yang berfungsi sebagai pembersih jiwa manusia. Hanya orang-orang yang senantiasa membersihkan jiwanya yang akan beruntung. Firman Allah :
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang senantiasa membersihkan jiwanya” (QS. 91 : 9)
Ma’na أفلح Pada ayat di atas adalah selamat dari api neraka dan masuk ke dalam syurga, dan itulah “keberuntungan yang besar”. Firman Alloh :

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
….. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung….( QS. 3: 185)

• Tho’at pada Rosulullah tidak akan sempurna jika tidak mengetahui apa-apa yang ia perintahkan dan tidak mengetahui apa-apa yang ia larang (QS. 59:7)
( diterjemahkan dari Kitab Al Masjid wa Bait al Muslim ditulis Oleh Syaikh Abubakar Jabir Al Jazairy)

Senin, 25 April 2011

Bahayanya 'Ain (Pandangan Mata)

Bismillah,
Kemarin, saya sempat baca-baca status-status di fb. Saya menemukan status teguran/peringatan dari seorang saudari. Alhamdulillah, betul-betul nikmat dari Allah jika kita berteman dengan orang-orang baik yang senantiasa mengingatkan kita tentang syari'at dalam Islam [maka bertemanlah dengan orang yang bisa memberi manfaat padamu]. Saya menemukan status tentang itu ['ain]. Insyaa Allah mengenai kisah nyata tentang hal ini akan saya posting tersendiri. Di postingan ini, mari kita baca dulu tentang serba-serbi 'ain. Yuuk...

Bahaya 'Ain

Ibnu Qoyyim rohimahullah dalam kitab Tafsir Surat Muawwadzatain berkata, “Bahaya dari pandangan mata dapat terjadi ketika seseorang yang berhadapan langsung dengan sasarannya. Sasaran tukang pandang terkadang bisa mengenai sesuatu yang tidak patut didengki, seperti benda, hewan, tanaman, dan harta. Dan terkadang pandangan matanya dapat mengenai sasaran hanya dengan pandangan yang tajam dan pandangan kekaguman.” Pengaruh dari bahaya pandangan mata pun hampir mengenai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman-Nya,

وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al Qur’an dan mereka mengatakan ‘Sesungguhnya dia (Muhammad) benar-benar gila.” (Al Qalam [68]: 51)

Terdapat pula hadits dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العين حقُُّ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين

“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim)

Subhanallah, lihatlah bagaimana bahaya ‘ain telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As Sunnah. Dan terdapat pula contoh-contoh pengaruh buruk ‘ain yang terjadi pada masa sahabat. Salah satunya adalah yang terjadi ada Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain bukan karena rasa dengki namun karena rasa takjub. Sebagaimana dalam hadits,

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif menyebutkan bahwa Amir bin Rabi’ah pernah melihat Sahl bin Hunaif mandi lalu berkatalah Amir, “Demi Allah, Aku tidak pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit yang tersimpan sebagus ini.” Berkata Abu Umamamh, “Maka terpelantinglah Sahl.” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan marah beliau berkata, “Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah untuknya!” Maksudnya Nabi menyuruh Amir berwudhu kemudian diambil bekas air wudhunya untuk disiramkan kepada Sahl dan ini adalah salah satu cara pengobatan orang yang tertimpa ‘ain bila diketahui pelaku ‘ain tersebut (*). Maka Amir mandi dengan menggunakan satu wadah air. Dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung-ujung kakinya dan bagian dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia.” (HR. Malik dalam al Muwaththa 2/938, Ibnu Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. sanadnya shahih, para perawinya terpercaya, lihat Zaadul Ma’ad tahqiq Syu’aib al Arnauth dan Abdul Qadir al Arnauth 4/150 cet tahun 1424 H. Lihat majalah Al Furqon).

(*) Kata mandi yang ada di sini maksudnya adalah berwudhu sebagaimana disebutkan Imam Malik dalam kitab Al Muwattho. Wallahu a’lam.

Tanda-Tanda Terkena ‘Ain

Tanda-tanda anak yang terkena ‘ain di antaranya adalah menangis secara tidak wajar (bukan karena lapar, sakit atau mengompol), kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu pada ibunya tanpa sebab, atau kondisi tubuh sang anak kurus kering dan tanda-tanda yang tidak wajar lainnya.

Sebagaimana dalam hadits dari Amrah dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata, “Pada suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu Beliau berkata,

ما لِصبيِّكم هذا يبكي قهلاََ استرقيتم له من العين

“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain?” (HR. Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304).

Begitu pula hadits Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ binti Umais, “Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi)

Berlindung dari Bahaya ‘Ain

Sesungguhnya syari’at Islam adalah sempurna. Setiap hal yang mendatangkan bahaya bagi umatnya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentu telah menjelaskan tentang perkara tersebut dan cara-cara mengantisipasinya. Begitu pula dengan bahaya ‘ain ini.

1. Bagi Seseorang yang Memungkinkan Memberi Pengaruh ‘Ain

Berdasarkan hadits Abu Umamah di atas maka hendaknya seseorang yang mengagumi sesuatu dari saudaranya maka yang baik adalah mendoakan keberkahan baginya. Dan berdasarkan surat Al Kahfi ayat 39, maka ketika takjub akan sesuatu kita juga dapat mengucapkan doa:

مَا شَآءَ اللهُ لاَ قُوَّةَ إلاَّ بِا للهِ

Artinya:

“Sungguh atas kehendak Allah-lah semua ini terwujud.”

2. Bagi yang Memungkinkan Terkena ‘Ain

Sesungguhnya ‘ain terjadi karena ada pandangan. Maka hendaknya orang tua tidak berlebihan dalam membanggakan anaknya karena dapat menimbulkan dengki ataupun kekaguman pada yang mendengar dan kemudian memandang sang anak. Adapun jika memang kenikmatan itu adalah sesuatu yang memang telah nampak baik dari kepintaran sang anak, fisiknya yang masya Allah, maka hendaknya orang tua mendoakan dengan doa-doa, dzikir dan ta’awudz yang telah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya adalah surat muawadzatain (surat Annas dan al-Falaq). Ada pula do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّةِِ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari dalam kitab Ahaditsul Anbiya’: 3120)

Atau dengan doa,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَِ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” (HR. Muslim 6818).

Kemudian, terdapat pula do’a yang dibacakan oleh malaikat Jibril alaihissalam ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat gangguan setan, yaitu:

بِسْمِ اللهِ أرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءِِ يُؤْذِيْكََ مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسِِ وَ عَيْنِ حَاسِدِِ اللهُ يَشْفِيكَ

“Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang menganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu.”

Dan terdapat do’a-do’a lain yang dapat dibacakan kepada sang anak untuk menjaganya dari bahaya ‘ain ataupun menyembuhkannya ketika telah terkena ‘ain. (lihat Hisnul Muslim oleh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani atau Ad Du’a min Al Kitab wa As Sunnah yang telah diterjemahkan dengan judul Doa-doa Dan Ruqyah dari Al-Qur’an dan Sunnah oleh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani)

sumber : dari Bank artikelku


Jika diantara pembaca ada yang pernah mengalami atau mendengar kisah tentang 'ain, mohon dishare ya [jika tak keberatan], agar bisa menjadi pelajaran buat yang lainnya dan tidak terjerumus ke dalam hal yang serupa. Jazaakunnallahu khairan sebelumnya.